Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kapolsek Tambora: Kasus Curanmor Untungkan Produsen Motor

Videografer

Tempo.co

Senin, 25 September 2023 18:15 WIB

Iklan

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tambora Komisaris Polisi Putra Pratama berpendapat kalau produsen motor jadi pihak yang paling diuntungkan dari kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Sebab, masyarakat di Indonesia dinilai menjadikan motor sebagai kebutuhan primer, bukan hanya sebagai alat transportasi, melainkan untuk mencari uang. 

Putra mengatakan, kasus curanmor secara tidak langsung menguntungkan produsen motor. Menurutnya, kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya yang menengah ke bawah menjadikan motor sebagai kebutuhan primer.

"Sehingga kalau motor banyak yang hilang, apa pun yang terjadi, maka kita akan beli lagi," ungkap Putra menyikapi maraknya kasus curanmor, Minggu, 24 September 2023.

Ia menilai, jika dilihat lebih luas, pelaku yang terlibat dalam kejahatan curanmor adalah korban. Berdasarkan pengalamannya, Putra bercerita kalau dirinya pernah menangkap sindikat curanmor jaringan Lampung. Satu di antaranya ialah supir yang sudah tobat dalam keterlibatan aksi curanmor ini.

"Anggota saya pernah gerebek truk pelat BE (Lampung), motornya nggak ada. Zonk. Ketika kami periksa gawainya, dia nulis gini, Tolong dong cariin muatan, saya mau balik ke Lampung. Terserah apa saja, asal jangan motor," ujar Putra menirukan pesan yang ditulis si supir.

Putra tidak membenarkan para pelaku curanmor. Kebutuhan uang, kata Putra, membuat pelaku mencari uang dengan cara yang salah.

"Tapi coba seandainya motor itu punya sekuriti sistem. Mungkin nggak dia nyolong? Kan enggak, karena nggak bisa," tambahnya.

Ia menganggap akar permasalahan maraknya kasus curanmor ini bukan pada perilaku masyarakat yang suka parkir sembarangan atau tidak memakai kunci ganda. Menurutnya, dua hal itu hanya sebagai faktor pendukung yang membuat pelaku memiliki kesempatan.

Lebih dari itu, katanya, akar permasalahan pencurian kendaraan bermotor atau curanmor ada pada produksi pabrikan motornya. Ia mengungkapkan, produsen motor perlu membuat motor yang memiliki sekuriti sistem.

 

 

 

Foto: Tempo.co

Editor: Ridian Eka Saputra