Iklan
TEMPO.CO, Serang: Nilai tukar rupiah terhadap dollar yang terus merangkak naik, berdampak pada perajin tempe di Kota Serang. Salah satunya perajin tempe di wilayah Sewor, Cipocok Jaya, Kota Serang. Perajin tempe di tempat ini sudah satu bulan lalu terpaksa memperkecil ukuran tempe satu sentimeter.Langkah ini dilakukan untuk menekan biaya produksi akibat tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe. Memperkecil ukuran tempe dilakukan, karena jika harga tempe dinaikan mengikuti kenaikan harga kedelai impor maka pelanggan akan kabur.Selain memperkecil ukuran tempe, untuk menyiasati kenaikan harga kedelai impor, perajin tempe juga terpaksa mencampur kembali sebagian kulit kedelai yang sebelumnya telah dibuang.Kedelai impor didapat perajin tempe dari distributor kedelai di pasar tradisional. Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan perajin tempe di tempat ini mampu menghabiskan dua ton kedelai impor. Sehingga secara langsung kenaikan harga kedelai impor dirasa para perajin tempe sudah sangat memberatkan karena membengkaknya modal usaha.Para perajin tempe khawatir jika nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak bisa teratasi, maka bukan tidak mungkin harga kedelai impor akan kembali mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 10.000 seperti tahun " tahun sebelumnya. Yang pada akhirnya mengancam para perajin tempe itu sendiri.Jurnalis Video : Darma wijayaEditor/Narator : Ryan Maulana
Video Terkait
-
7.200 Liter Minyak Goreng Mulai Disalurkan di Bandung
13 Januari 2022
-
Anies Baswedan: Mobil Operasi Pasar Jaga Kestabilan Harga
9 Februari 2020
Video Lainnya
-
Harga Tiket MotoGP 2024 Diskon Hingga 50 Persen
16 jam lalu