Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PKS akan Kerja Keras Yakinkan PKB dan PDIP Usung Anies-Sohibul Iman

Videografer

Tempo.co

Kamis, 4 Juli 2024 19:30 WIB

Iklan

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan akan berjuang untuk meyakinkan partai-partai lain agar mendukung pasangan Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024. Sohibul, salah satu kader PKS, sebelumnya diumumkan partainya sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping Anies yang berstatus petahana di Jakarta.

Sejumlah partai yang bakal berusaha diyakinkan oleh PKS adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sohibul mengklaim kedua partai tersebut juga akan mendekati Anies untuk diusung sebagai bakal calon gubernur.

“Ya akan merapat ke Mas Anies dan PKS akan bekerja keras untuk meyakinkan menerima Ustad Sohibul Iman,” kata Mardani di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis, 4 Juli 2024. Menurut Mardani, PKS berencana untuk bertemu dengan partai-partai lain untuk membahas koalisi di Pilkada DKI Jakarta.

Mardani mengklaim banyak pihak yang tertarik dengan pasangan Anies-Sohibul Iman atau AMAN. “Yang pertama wajar semua melakukan move dan strategi. Kami PKS bahagia, dan AMAN akan komunikasi dengan banyak pihak. Banyak kok yang tertarik dengan AMAN,” ucap dia.

Selain itu, Mardani menilai akan sulit jika PKB dan PDIP berencana untuk membuat poros baru di Pilkada DKI Jakarta 2024. Saat ini, poros yang sudah ada adalah Anies-Sohibul Iman yang diumumkan PKS dan poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang belum menentukan calon gubernur yang bakal mereka usung.

Mardani berujar meski PKB dan PDIP secara teori bisa membentuk poros baru, namun akan sulit untuk berkontestasi di Pilkada Jakarta. Sebab, kandidat gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta memerlukan 50 persen plus 1 suara untuk menang.

 

 

 

 

Foto: tempo.co
Editor: Ridian Eka Saputra