Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Tradisi Unik Aliran Aboge Dalam Menyambut Hari Raya Idul Fitri

Videografer

Editor

Selasa, 12 Juli 2016 07:00 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Banyumas: Aliran Alif Rabu Wage atau Aboge memiliki tradisi berlebaran yang berbeda dengan yang lainnya. Dengan dasar perhitugan windu, warga Aboge ini baru berlebaran pada hari Jumat wage. Dengan pakaian tradisional adat Jawa, warga kasepuhan ini berkumpul di rumah lurah untuk bersalam-salaman saling bermaafan. Selain diikuti kasepuhan atau warga sekitar menyebutnya Kyai Aboge, tradisi berlebaran di Desa Tambaknegara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah juga diikuti oleh perangkat desa setempat. Beginilah suasana berlebaran ala aliran Aboge. Kalimat salam berulangkali terdengar setiap mereka saling bersalam salaman. Ada 45 Kyai Aboge yang hadir untuk merayakan lebaran tahun ini. Selain bersalaman warga juga membawa tenong berisi makanan. Seorang kyai membawa satu tenong. Isi tenong nantinya akan dimakan bersama-sama setelah prosesi lebaran selesai. Prosesi lebaran Aboge ini sangat kental dengan tradisi kejawen. Prosesi lebaran diwarnai dengan arak-arakan pusaka desa. Tombak desa ini akan dikeluarkan untuk disucikan saat prosesi lebaran tiba. Prosesi arak arakan yang dilakukan kyai Aboge dengan cara berkeliling kampung menuju rumah adat dimana pusaka tersebut disucikan. Apa yang dilakukan para kyai ini sebagai simbol dimulainya perayaan lebaran di kampung Aboge ini. Warga belum berani keluar rumah untuk saling mengunjungi sebelum kyai Aboge ini berlebaran. Tarsudin seorang Kyai Aboge mengatakan 1 Syura atau tahun baru hijriah kemarin jatuh pada Jumat pon. Jadi lebaran pada Jumat wage. Dan ada pusaka yang diuri-uri atau dilestarikan dikeluarkan dari tempatnya diringi oleh kasepuhan untuk menghormati malam satu syawal yaitu takbir. Junalis Video: Budi PurwantoEditor/Narator: Ridian Eka Saputra