TEMPO.CO, Sleman: Rumah sakit umum pemerintah, RSUP Dr Sardjito, Sleman, Yogyakarta membantah jika ada belasan korban terjangkit antraks yang dirawat di rumah sakit tersebut, seperti kabar yang beredar di masyarakat beberapa waktu lalu. Namun, pada 22 Januari 2017 pihak RSUP Dr Sardjito membenarkan bahwa ada seorang pasien yang dirawat hingga meninggal dunia diduga antraks. Meski demikian pihaknya perlu melakukan uji laboratorium lanjutan serta ada konfirmasi dari kementrian kesehatan guna mengetahui positif dan tidaknya. Sementara itu, penelitian dari fakultas kedokteran hewan Universitas Gajah Mada,Sleman,Yogyakarta juga telah membentuk tim sejak pasca terjadinya temuan antraks di Kulonprogo. Pihak UGM juga telah melakukan komunikasi dengan pemerintah Kabupaten Kulonprogo terkait penanganan kasus antraks tersebut. Menurut Tim UGM,antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan dari hewan ke manusia, penularan bisa melalui kontak langsung ataupun tidak langsung dengan hewan,bangkai ataupun produk hewan sakit yang terinfeksi antraks. Walaupun demikian, antraks pada manusia dapat disembuhkan dan dicegah dengan penanganan yang tepat, seperti pola hidup sehat, mencuci tangan, hingga memasak daging sapi atau kambing sampai 120 derajat celcius. Menanggapi keresahan warga, baik pihak RSUP Dr Sardjito maupun pihak UGM, menghimbau agar masyarakat tidak panik dan takut. Warga juga diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati serta menjaga pola hidup sehat. RSUP Dr Sardjito sendiri hingga saat ini aman untuk dikunjungi.Jurnalis Video: Hand WahyuEditor/Narator: Ryan Maulana