Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Skip challenge, atau dikenal juga sebagai choking game, sudah dikenal di AS sejak 1934. Dalam tantangan ini peserta ditekan dadanya sekeras mungkin selama beberapa waktu. Dengan menghambat pasokan oksigen ke otak, peserta bisa merasa euforia. Sebagian menganggap ini uji nyali. Tapi permainan ini bisa menyebabkan kematian.Sejak 1934, lebih dari 900 orang mati di penjuru dunia akibat skip challenge. Itu hanya yang ketahuan. Banyak kematian karena choking game tak terdeteksi karena dilaporkan sebagai bunuh diri. Skip challenge semakin populer karena internet. Pada 2015, lembaga amal AS, GASP menemukan 672 orang meninggal karena skip challenge sepuluh tahun belakangan. Angka itu dua kali lipat lebih besar dibanding 10 tahun sebelumnya. Berbagai survei menemukan 5-10 persen remaja memainkan skip challenge.Psikolog Tika Bisono menyatakan remaja melakukan ini sebagai bagian dari proses mencari identitas diri. Masalahnya sering kali wacana tidak sampai ke anak remaja secara utuh. Mereka tidak tahu apa bahayanya, sehat apa tidak, dan lain sebagainya. Akhirnya proses coba-cobanya itu sering kali membahayakan dirinya.Teks: Sadika Hamid/Berbagai SumberEditor: Ryan Maulana
Video Terkait
-
10 Fakta Bahaya Permainan Skip Challenge
13 Maret 2017
Video Lainnya