TEMPO.CO, Semarang: Hari pendidikan nasional diperingati BEM Mahasiswa Semarang Raya dengan membakar ban di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, di jalan Pahlawan, Semarang. Mahasiswa kecewa karena gagal berdialog dengan pejabat pemerintah provinsi Jawa Tengah. Sambil berorasi mereka meneriakkan Revolusi Pendidikan.Seratusan mahasiswa gabungan dari berbagai BEM perguruan tinggi di kota Semarang menggelar aksi dengan membakar ban untuk memperigati hari pendidikan nasional. Mereka memprotes mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Pendidikan bukan hanya milik orang kaya, orang miskin juga mempunyai hak yang sama. Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap komersialisasi pendidikan oleh perguruan tinggi yang membuat pendidikan mahal.Dalam revolusi pendidikan mahasiswa menuntut pemerintah memprioritaskan pembangunan manusia daripada pembangunan infrastruktur dengan mengalokasikan anggaran pendidikan di atas anggaran infrastruktur. Selain itu untuk mewujudkan pendidikan murah, mendesak pemerintah menghapus pungutan diluar Uang Kuliah Tunggal, mahasiswa menyoroti masih adanya masyarakat Indonesia yang buta huruf dan tinggal di pedesaan. Kondisi tersebut membuat tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah. Hanafi Akmal salah satu koordinator lapangan mengatakan harapan mahasiswa adalah pemerataan pendidikan yang murah. Jurnalis Video : Budi PurwantoEditor : Dwi Oktaviane