TEMPO.CO, Siak: Dua unit eskavator sibuk mengeruk gundukan pupuk urea dari kapal angkut PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Di ujung dermaga Pelabuhan Tanjung Buton, Kabupaten Siak, Riau, dua orang buruh angkut bekerja di lambung kapal, menyeroki tumpukan pupuk putih yang tidak terangkut alat berat. Di pinggir dermaga, empat truk bertonase 10 ton telah antre menunggu muatan. Satu per satu lengan eskavator mengayunkan moncongnya ke arah bak truk, menumpahkan pupuk ke dalamnya. Pemerintah Kabupaten Siak tengah mengembangkan Tanjung Buton sebagai pusat ekonomi baru di pesisir timur Sumatera. Selain pupuk, Tanjung Buton juga menjadi jalur distribusi mobil dan motor dari Jakarta. Lewat Tanjung Buton pula bermacam produk agro dari Siak diekspor ke Malaysia, Singapura, hingga Korea Selatan.Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Siak, Heriyanto, berharap Kawasan Industri Tanjung Buton atau KITB menjadi pintu gerbang masuknya investor ke Siak. Karena menurutnya letak pelabuhan Tanjung Buton sangat strategis.Untuk menarik minat investor masuk ke Siak, dibutuhkan fasilitas jalan. Saat ini mutu jalan menuju KITB jauh dari mulus. Kondisi jalan rusak berat dan berlubang sepanjang puluhan kilometer. Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Siak, Yan Prana Jaya, Pemerintah Siak menyadari tidak bakal mampu memoles infrastruktur jalan ke KITB itu menggunakan dana daerah. Siak mengandalkan bantuan anggaran nasional. Masalah perizinan menjadi satu faktor penting untuk kemudahan investor berinvestasi. Kabupaten Siak telah membuat terobosan dalam hal perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau PTSP berbasis elektronik.Video: Eko Siswono ToyudhoEditor/Narator: Ridian Eka SaputraTim Edisi Khusus Majalah TEMPO