Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Perayaan Holi, Aktivis Desak Ubah Festival Gajah

Videografer

Editor

Jumat, 29 Maret 2013 08:47 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta : Menuruti tekanan dari sekelompok aktivis perlindungan hewan, Departemen Pariwisata dari Rajasthan India telah memutuskan untuk menurunkan popularitas festival gajah di Jaipur. Tanpa gajah bergading besar yang telah ditunggu-tunggu, festival ini ternyata jauh kurang meriah.Diadakan bertepatan dengan perayaan Holi di Pink City India Jaipur, festival gajah adalah peristiwa penuh warna yang biasanya dimulai dengan sebuah parade spektakuler gajah hias, sebelum musik sore dan tarian rakyat, yang berpuncak pada sebuah permainan besar polo gajah. Festival satu-hari ini digunakan sebagai perayaan gajah, menampilkan kerajaan tradisional sepanjang zaman sebagai simbol kekuasaan.Namun, tahun ini, setelah intervensi dari Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan (PETA), Dewan Kesejahteraan pengendalian hewan India (AWBI), dan kelompok lainnya, Departemen Pariwisata memutuskan untuk menghapus gajah polo dan tarik tambang dari festival.Mereka akhirnya mengubah nama festival menjadi 'Festival Holi'. Hal ini membuat ratusan wisatawan dari luar negeri, yang datang dalam jumlah besar untuk menyaksikan acara ini, menjadi tidak puas.Menurut para aktivis yang memperjuangkan hak-hak hewan, gajah tidak diurus oleh petugas lokal yang dikenal sebagai Mahouts. Mereka menyalahkan pemilik gajah atas keadaan ini.PETA mengklaim bahwa gajah bisa infeksi kaki dan arthritis setelah berjam-jam berdiri di lantai padat. Mereka juga menegaskan bahwa gajah butuh ruang luas untuk bersosialisasi dan menjelajah, dan penangkaran dapat menyebabkan masalah kesehatan, bahkan kematian.courtesy : youtube/NTDTVDWI OKTAVIANE