Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meriahnya Ritual Ogoh-ogoh Umat Hindu Sambut Nyepi

Videografer

Darma Wijaya

Sabtu, 17 Maret 2018 08:56 WIB

Iklan

TEMPO.CO, Serang- Sehari sebelum perayaan hari raya Nyepi, ribuan umat Hindu di Provinsi Banten melaksanakan serangakaian ritual, salah satunya pawai ogoh-ogoh di halaman Pura Eka Anantha, Taman Kopassus, Drangong, Kecamatan Takatakan, Kota Serang Banten, Jumat siang, 16 Maret 2018.

Sebelumnya, ribuan umat Hindu se-Provinsi Banten melakukan ritual Tawur Kesanga atau Tawur Agung, yang dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Dalam upacara Tawur Kesanga dilaksanakan upacara Mecaru, upacara Buthakala melalui prosesi pengrupukan, mebuu-buu yang disimbolkan dengan mengarak ogoh-ogoh dengan tetabuhan baleganjur. Ritual ini merupakan wujud permohonan kepada penguasa alam semesta, Tuhan Yang Maha Esa, agar tercipta keselarasan, keharmonisan, hidup antara manusia dan bhutakala, penghuni alam lain yang lebih rendah derajatnya.

Parade ogoh-ogoh diikuti enam banjar enam wilayah di Banten, dengan mengarak keliling Jalan Kesatrian Gatot Subroto, Taman Kopassus, Taktakan, Kota Serang, sebagai ungkapan bahagia dari anak-anak muda umat Hindu akan hadirnya Tahun Baru Saka 1940.

Parade yang juga menampilkan seni budaya lokal di Provinsi Banten ini setiap tahun dilaksanakan dalam ritual sehari menjelang perayaan Nyepi untuk umat Hindu. Ogoh-ogoh dengan bentuk buthakala yang menyimbolkan sifat buruk manusia akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

Tidak hanya diikut Umat Hindu, parade Ogoh-Ogoh diikuti juga oleh sejumlah perkumpulan masyarakat selain umat Hindu seperti perkumpulan masyarakat Ponorogo dan padepokan silat yang ada di Banten.
Kegiatan ini diharapkan, bisa semakin mempererat persatuan antar-umat beragama. dan menyelaraskan antara manusia dan alam semesta.

Jurnalis Video: Darma Wijaya
Editor: Farah Chaerunniza