Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Hipospadia Pada Anak Seperti yang Dialami Aprilia Manganang

Videografer

Instagram

Rabu, 10 Maret 2021 16:30 WIB

Iklan

Aprilia Manganang salah satu mantan atlet timnas bola voli Indonesia kini resmi berjenis kelamin pria, setelah menjalani pemeriksaan medis. 

Sebelumnya, ia telah diprotes beberapa kali saat pertandingan. Salah satunya di ajang SEA Games 2015. Tim Filipina meminta agar Aprilia diperiksa gendernya. Kini, titik terang telah ditemukan, Aprilia Santini Manganang dinyatakan mengidap kondisi bawaan lahir yang disebut Hipospadia.

Apa Itu Hipospadia

Kata hipospadia berasal dari bahasa Yunani. Kata "hypo" berarti di bawah dan "spadon" memiliki arti celah. Urology Health menyebutkan bahwa hipospadia merupakan kondisi di mana lubang uretra tidak berada di ujung penis.

Lubang bisa berada di mana saja, di sepanjang bagian bawah penis. Hipospadia adalah cacat lahir yang umum ditemukan pada 1 dari setiap 200 anak laki-laki.

Hipospadia terbagi menjadi 2 macam, yaitu distal dan proksimal. Hispodia distal terjadi bila uretra ditemukan di dekat ujung penis. Sedangkan jika berada dari tengah batang penis ke pangkal penis, atau bahkan di dalam skrotum, disebut hispodia proksimal. Lebih dari 80 persen anak laki-laki dengan hipospadia, mengalami hipospadia distal.

Penyebab Hipospadia

Dilansir oleh Cleveland Clinic, salah satu pusat medis akademis multispesialis nirlaba, penyebab dari hipospadia belum diketahui secara pasti. Namun, berkaitan dengan kondisi gen. Anak-anak dengan hipospadia mungkin saja memiliki ayah atau saudara laki-laki yang juga hipospadia.

Penis mulai berkembang sekitar minggu kedelapan dalam masa kehamilan. Cacat uretra terjadi antara minggu ke 9 dan 12.

Masih oleh Cleveland Clinic, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko. Apabila ibu memiliki faktor-faktor tersebut, bayi laki-lakinya berisiko mengidap hipospadia. Di antaranya:

  1. Kelebihan berat badan (obesitas)
  2. Berusia di atas 35 tahun
  3. Menjalani perawatan kesuburan untuk hamil. Faktor ini berkaitan dengan paparan hormon progesteron yang digunakan selama pembuahan
  4. Menggunakan hormon lain sebelum atau selama kehamilan
  5. Pernah terpapar pestisida

Gejala Hipospadia

Hipospadia umumnya sudah terlihat saat lahir. Tidak hanya posisi uretra yang salah, tetapi kerap kali kulup tidak terbentuk sempurna di bagian bawahnya. Akibatnya, ujung penis menjadi terbuka. Beberapa bayi baru lahir memiliki kulup abnormal dengan uretra di tempat yang normal. Dalam kasus lain, kulup yang normal mungkin menyembunyikan uretra yang abnormal.

Anak-anak dengan hipospadia seperti yang dialami Aprilia Manganang memiliki gejala seperti:

  1. Lubang uretra tidak berada di ujung penis
  2. Penis melengkung ke bawah
  3. Testis tidak sepenuhnya turun ke skrotum
  4. Kulup yang belum berkembang
  5. Buang air kecil tidak normal, di mana urin tidak mengalir langsung.

Foto: Tempo.co, ANTARA, Instagram
Editor: Ridian Eka Saputra
Naskah: Tempo.co