Iklan
TEMPO.CO, Dompu : Dari Dusun Pancasila, Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, kami mulai pendakian Gunung Tambora. Untuk menggapai puncak Tambora, diperlukan waktu kurang-lebih 14 jam dan melewati lima pos. Jalanan dihadang semak belukar dan puluhan pohon tumbang. Sesekali kami harus menebas dedaunan lebat. Perjalanan tersendat saat kami diserang kawanan pacet. Tatkala menuju pos III, kami harus berjuang menghindari jelatang. Puncak Tambora mulai terlihat jelas ketika kami tiba di pos V, di ketinggian 2.080 meter dari permukaan laut. Tiga jam perjalanan dari pos V, akhirnya sampai ke puncak.Hidung menghirup udara berbau belerang dan tubuh diterpa angin yang bertiup kencang. Dari puncak Tambora, terlihat kaldera raksasa terhampar. Dari situ masih jelas bekas-bekas letusan dahsyat yang terjadi 200 tahun silam.Pemandangan kaldera sangat menakjubkan. Luas kaldera itu disebut-sebut mencapai 2.800 hektare. Tampak hutan lebat dan tebing-tebing raksasa memagari kaldera Tambora.Nun di kejauhan, di tengah kaldera, terlihat sebuah gunung kecil menyemburkan asap belerang. Gunung itu bernama Doro Afi Toi, berdampingan dengan Danau Moti Lahalo. Berdiri di atas ketinggian, menyaksikan kaldera Tambora yang luas itu, perasaan seperti diaduk-aduk.Videographer : M. Iqbal IchsanEditor : Ryan MaulanaMusik ilustrasi : "Summer Sun full mix", JewelBeat
Video Terkait
-
Segara Anak, Danau Kaldera Tertinggi di Dunia
7 November 2016
-
Melihat Lebih Dekat Kaldera Raksasa Tambora
1 April 2015
Video Lainnya
-
Pesona Keindahan Air Terjun Coban Rondo di Malang
56 hari lalu