Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Isu Kesehatan Mental

Videografer

Instagram

Editor

Dwi Oktaviane

Minggu, 13 Oktober 2024 19:58 WIB

Iklan

Sinemaku Pictures kembali merilis film drama terbarunya berjudul "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" garapan Sutradara Reka Wijaya dan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Oktober 2024.

Saat penayangan perdananya di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (10/10) kemarin, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" mengisahkan perjalanan Tari (Prilly Latuconsina) yang terjebak di lingkungan keluarga "toxic".

Sang ayah (Surya Saputra) sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) terhadap ibunya, sementara sang ibu (Dominique Sanda) enggan keluar dari situasi tersebut. Berkali-kali Tari mengajak sang ibu pergi, tetapi ibunya tetap memilih tinggal bersama ayahnya dan mengabaikan perasaannya sendiri.

Di tengah trauma, luka, dan tekanan yang dialaminya, Tari bertemu dengan rekan kerja sekaligus sahabatnya, Baskara (Dikta Wicaksono). Bersama Baskara dan orang-orang terdekatnya, Tari mencoba bertahan dari semua trauma yang dialaminya.

 Secara garis besar, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" membahas isu kesehatan mental yang saat ini sudah banyak diperbincangkan masyarakat. Melalui film tersebut, Prilly Latuconsina selaku pemeran utama sekaligus produser eksekutif ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan mental.

Perjalanan Tari untuk berdamai dengan traumanya sedikit banyak dapat menjadi contoh baik bagi penonton. Mulai dari cara menyikapi masalah hingga mengatasinya dengan bantuan psikolog atau ahli.

Video: Instagram/@bolehkahsekalisajakumenangis

Editor: Dwi Oktaviane