Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Iradiator Tenaga Nuklir Ini Diharapkan Dongkrak Nilai Ekspor

Videografer

Editor

Rabu, 30 Maret 2016 17:23 WIB

Iklan
TEMPO.CO, TANGERANG SELATAN: Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhamad Nasir bersama Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meresmikan proyek pembanguanan gedung Iradiator dengan Tenaga Nuklir di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang Selatan.Proyek pembangunan fasilitas gedung Iradiator dengan kapasitas maksimum 2 Mega Curie di kawasan Puspitek menelan dana sebesar Rp 96 Miliar dan ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2018 nanti. Proyek ini bertujuan mengatasi masalah ketersediaan teknologi pengawetan dan sterilisasi yang andal, aman, efisien, dan ekonomis. Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN, mengembangkan fasilitas Iradiasi Sinar Gamma atau Iradiator Gamma di dalam area Puspitek Serpong.Pembangunan fasilitas ini didasarkan pada hasil produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan di negeri ini yang terus meningkat, namun hal ini sering menyebabkan sebagian besar produk sampai kepada konsumen mudah busuk dan rusak. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan nilai ekspor bertambah dengan berbagai produk.Menristekdikti Muhamad Nasir menekankan terkait pembangunan Iradiator agar pihak Batan mengutamakan dampak radiasi supaya aman bagi masyarakat dan Batan bekerja sama dengan perusahaan Izoto asal Hongaria di mana sinar gamma diharapkan bisa mendobrak kualitas pangan dalam pengawetan agar tidak cepat membusuk.Pembangunan Iradiator Gamma serba guna ini diharapkan akan menjadi model atau master dari pembangunan Iradiator lain di seruruh Indonesia. Pembangunan Iradiator Gamma ini mempertimbangkan tingkat kandungan komponen dalam negeri agar dapat mencapai sekitar 85 persen. Hanya komponen terkait keselamatan radiasi yang tak diproduksi di Indonesia yang akan dibeli dari luar negeri. Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan pembangunan ini diharapkan mampu menjadi perubahan pada peraturan pemerintah, karena nuklir merupakan alternatif, namun ini bukan merupakan pilihan terakhir. Selain itu pembangunan Iradiator Gamma ini menyediakan model Iradiator Gamma serba guna yang baik. Batan mengembangkan desain Iradiator dengan menggandeng perusahaan Izotop dari negara Honggaria yang telah berpengalaman membangun beberapa Iradiator yang terbukti andal, aman, dan efisien, serta memenuhi ketentuan Internasional Atomic Energy Agency.Jurnalis Video: Marifka Wahyu HidayatEditor dan Pengisi Suara: Ngarto Februana