TEMPO.CO, Semarang: Meski terendam air pasang laut atau Rob, warga sekitar Tambaklorok, Semarang tetap melaksanakan ziarah ke makam leluhur. Warga berbondong-bondong melintasi genangan rob untuk menuju ke makam sebelum memasuki bulan Ramadan. Tingginya air pasang membuat makam kampung Tambakrejo dikepung banjir. Karena terimbas tingginya abrasi, makam yang dahulunya berada di tengah kampung kini berada di tepi pantai berhadapan langsung dengan laut lepas. Untuk berkirim doa kepada leluhur, warga yang beziarah harus melintasi genangan banjir. Tidak selayaknya orang berziarah, sepasang suami istri ini terpaksa membacakan doa dengan berdiri. Diamini oleh istrinya, warga kampung Tambaklorok ini pun segera menyelesaikan doanya sebelum genangan banjir pasang laut bertambah tinggi. Warga lain yang ingin berziarah pun memiliki nasib yang sama. Untuk mencapai makam leluhurnya, seorang bapak harus menggendong anaknya mencapai makam kakeknya. Ziarah ke makam leluhur sebelum datangnya bulan Ramadan telah menjadi tradisi masyarakat Jawa. Tradisi turun temurun ini tetap dilestarikan meski kultur masyarakat sudah berubah. Berziarah lebih mendekatkan dengan orang yang telah meninggal. Dengan cara merawat, membersihkan makam dan berkirim doa adalah penghormatan pada leluhur yang telah meninggal. Video Jurnalis : Budi PurwantoEditor/Narator : Ryan Maulana