Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Menandai awal bulan Ramadan, masyarakat kota Semarang diwarnai kemeriahan pawai Dugderan. Ribuan siswa sekolah berpartisipasi membuat berbagai bentuk kreasi untuk menyambut datangnya bulan suci umat Islam. Ikon Warak Ngendok atau hewan rekaan yang menyimbolkan akulturasi lintas budaya yang ada di Semarang mendominasi peserta pawai. Acara Car Free Day pada Minggu pagi ini pun berubah menjadi pawai kemeriahan Ramadan. Sesuai namanya, tradisi Dugderan diambil dari nama suara bedug dan mercon yang dahulu digunakan untuk menandai datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini tetap dilestarikan, dengan menambah kemeriahan dengan agenda pawai berkeliling di sekitar pusat kota Semarang. Tradisi Dugderan memiliki ikon yang unik, yaitu hewan rekaan Warak Ngendok. Hewan yang menyimbokan akulturasi budaya Cina pada kepala naga , budaya Arab pada badan Buraq dan kaki kambing mewakili budaya Jawa ini merupakan cerminan masyarakat kota Semarang. Berbagai kostum tradisional yang dibuat unik oleh pelajar sekolah ini menunjukkan kreatifitas mereka. Seperti kostum barang limbah yang dibuat sekelompok peserta, ada juga kelompok kuda lumping yang menggunakan bebunyian dari botol dan kaleng bekas. Serta terdapat sejumlah peserta menggunakan kostum wali sebagai penyebar ajaran agama Islam. Kemeriahan ini diartikan untuk merayakan datangnya bulan suci maupun sebagai media dakwah mengajak masyarakat untuk berpuasa dan menjalankan amalan-amalan di bulan Ramadan. Video Jurnalis : Budi PurwantoEditor/Narator : Ryan Maulana
Video Terkait
-
Jelang Ramadan Stok Beras di Tangerang Aman
8 Mei 2017
-
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 27 Mei 2017
5 April 2017
Video Lainnya