Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meriahnya Pawai Dugderan Warnai Awal Ramadan

Videografer

Editor

Senin, 6 Juni 2016 10:42 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Menandai awal bulan Ramadan, masyarakat kota Semarang diwarnai kemeriahan pawai Dugderan. Ribuan siswa sekolah berpartisipasi membuat berbagai bentuk kreasi untuk menyambut datangnya bulan suci umat Islam. Ikon Warak Ngendok atau hewan rekaan yang menyimbolkan akulturasi lintas budaya yang ada di Semarang mendominasi peserta pawai. Acara Car Free Day pada Minggu pagi ini pun berubah menjadi pawai kemeriahan Ramadan. Sesuai namanya, tradisi Dugderan diambil dari nama suara bedug dan mercon yang dahulu digunakan untuk menandai datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini tetap dilestarikan, dengan menambah kemeriahan dengan agenda pawai berkeliling di sekitar pusat kota Semarang. Tradisi Dugderan memiliki ikon yang unik, yaitu hewan rekaan Warak Ngendok. Hewan yang menyimbokan akulturasi budaya Cina pada kepala naga , budaya Arab pada badan Buraq dan kaki kambing mewakili budaya Jawa ini merupakan cerminan masyarakat kota Semarang. Berbagai kostum tradisional yang dibuat unik oleh pelajar sekolah ini menunjukkan kreatifitas mereka. Seperti kostum barang limbah yang dibuat sekelompok peserta, ada juga kelompok kuda lumping yang menggunakan bebunyian dari botol dan kaleng bekas. Serta terdapat sejumlah peserta menggunakan kostum wali sebagai penyebar ajaran agama Islam. Kemeriahan ini diartikan untuk merayakan datangnya bulan suci maupun sebagai media dakwah mengajak masyarakat untuk berpuasa dan menjalankan amalan-amalan di bulan Ramadan. Video Jurnalis : Budi PurwantoEditor/Narator : Ryan Maulana