Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sate Bandeng, Sajian Favorit Sahur dan Buka Puasa Sultan Banten

Videografer

Editor

Senin, 20 Juni 2016 15:43 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Jika anda berkunjung ke Provinsi Banten, khususnya di Kota Serang mampirlah ke rumah produksi olahan makanan bandeng. Salah satunya di rumah produksi makan bandeng Bilvie, yang berada di Penancangan, Cipocok Jaya, Kota Serang Banten.Rumah produksi makanan olahan ini banyak menyediakan menu makanan berbahan dasar ikan bandeng. Salah satunya adalah sate bandeng, menu makanan yang konon selalu dihidangkan untuk para tamu di zaman Kesultanan Banten. Menu ini menjadi menu favorit keluarga Sultan Banten dan sangat digemari masyarakat di saat bulan suci ramadan.Untuk menghilangkan duri pada ikan bandeng, terlebih dahulu ekor ikan bandeng dipatahkan agar tulang bandeng mudah ditarik melalui mulut ikan. Daging ikan bandeng kemudian dikeluarkan dengan mengeroknya menggunakan sendok melalui insang. Setelah daging terkumpul kemudian dicampurkan dengan adonan rempah-rempah yang sudah dihaluskan dengan daging ikan bandeng.Selanjutnya daging ikan bandeng dihaluskan dan kembali dimasukan kedalam kulit ikan. Setelah itu kulit ikan yang sudah dijejali dengan daging ikan dan bumbu rempah ini kemudian dijepit dengan menggunakan bambu dan kemudian dikukus dan di bakar dengan diolesi bumbu rempah yang telah dihaluskan. Proses pengukusan dan pendinginan menjadikan sate bandeng mampu bertahan 3 hingga 4 hari lamanya.Selama ramadan permintaan sate bandeng terus meningkat. Untuk memenuhi pesanan yang datang dari Jabodetabek hingga luar pulau jawa, pemilik toko harus membeli 3 kwintal ikan bandeng perhari untuk 900 tusuk sate bandeng. Sate bandeng sendiri dihargai 35 ribu rupiah perporsinya.Video Jurnalis : Darma WijayaEditor/Narator : Ryan MaulanaMusik Ilustrasi: Eastern Etnicity, JewelBeat