Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uap Panas Muncul dari Tanah, Gegerkan Warga Gunungkidul

Videografer

Editor

Senin, 20 Februari 2017 14:01 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Yogyakarta: Warga Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta digemparkan dengan penemuan tanah yang bisa mengeluarkan uap panas bercampur asap. Fenomena aneh ini muncul pada Kamis pagi 16 Februari 2017 di pekarangan rumah warga milik Trisno Wiyono.Warga Desa Sampang, yakni Supriyono kepada sejumlah awak media mengatakan, uap panas mirip gas mulai mucul pada Pukul 05.45 WIB. Munculnya uap panas tersebut diketahui pertama kali saat pemilik rumah menggali tanah untuk menanam pohon Binahong.Tidak hanya lubang tepat pada tanah yang mengeluarkan uap panas, namun tanah yang berjarak 50 centimeter dari titik lubang tersebut juga terasa panas. Pipa besi yang dipasang dalam lubang tersebut terasa panas akibat tekanan uap yang keluar dari dalam tanah yang cukup besar.Sementara itu, pihak pemerintah yang datang ke lokasi untuk melakukan penyelidikan, menduga asap tersebut keluar dari kandungan belerang yang terdapat di dalam tanah. Mengingat di lokasi tersebut dulunya merupakan daerah gunung api berumur jutaan tahun yang pernah aktif. Guna menghindari adanya korban efek yang berbahaya bagi penduduk sekitar, pihak pemerintah desa setempat mengirimkan contoh air dari asap tersebut untuk diteliti ke laboratorium.Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak pemerintah Kecamatan Gedangsari menghimbau kepada seluruh warga agar tidak mendekat ke lokasi semburan asap, sampai pihak terkait mengumumkan kandungan dari asap tersebut.Jurnalis Video : Hand WahyuEditor/Narator : Dwi Oktaviane