Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Agraria, Petani Gelar Aksi Kubur Diri di Depan Istana

Videografer

Editor

Selasa, 25 April 2017 18:56 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Sebanyak lima orang petani Telukjambe melakukan aksi kubur diri di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 25 April 2017. Aksi itu dilakukan untuk menuntut Presiden Joko Widodo agar turun tangan menyelesaikan persoalan agraria yang terjadi di Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. Para petani mengajukan agar negara memulangkan lahan yang diakui para petani dan juga meminta hak guna bangunan perusahaan dicabut karena dianggap menyengsarakan petani. Aksi kubur diri telah dimulai sejak pagi hari. Di lokasi tampak lima buah peti kayu yang ditaburi tanah di atasnya. Dari peti tampak kepala para petani yang melakukan aksi, badannya terkurung dalam peti. Sementara itu ratusan petani lainnya memadati kawasan aksi dan berorasi. Sebagian mengawasi peserta kubur diri. Konflik agraria antara petani dan perusahaan di Karawang menyeruak pada 11 Oktober 2016. Ratusan warga, aparat, dan sejumlah petugas keamanan perusahaan sampai terlibat perkelahian. Seusai eksekusi lahan, sebelas petani menjadi tersangka. Para petani yang kecewa berduyun-duyun meninggalkan tanahnya yang digusur. Pemerintah Kabupaten Karawang sempat memberikan bantuan berupa tempat tinggal, logistik, dan pendidikan. Namun, janji itu hanya bertahan selama 1,5 bulan, sehingga mereka kembali melakukan long march dari Karawang ke Jakarta. Hingga kini, pengungsi Karawang di Jakarta dibantu oleh beberapa organisasi seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung dan Jakarta, Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Muhammadiyah, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Dompet Dhuafa, dan lainnya. Jurnalis video: Caesar AkbarEditor/Narator: Ryan Maulana