Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tarian Rodat, Tarian Warisan Raja Keraton Yogyakarta Berisi Shalawat Nabi Muhammad

Videografer

Editor

Kamis, 1 Juni 2017 08:00 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Yogyakarta: Tarian Rodat, tarian yang hanya di lakukan pada bulan puasa atau bulan ramadhan ini, masih tetap dilestarikan oleh warga setempat, di Masjid Patok Negoro, Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Tarian yang lebih terkenal dengan nama Sufi Jawa tersebut, merupakan peninggalan raja keraton kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono I.Tarian Rodat atau sholawat dengan menari menggunakan kipas bambu di sertai alunan rebana tersebut hanya dilakukan pada bulan puasa, tarian ini merupakan tarian memuji nabi Muhammad, sekaligus untuk tolak bala jika ada bencana. Masjid Patok Negoro sendiri juga merupakan masjid bersejarah dan masuk dalam cagar budaya.Hingga kini, warga sekitar masih tetap melestarikan tarian Rodat peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I, meski pesertanya pun mayoritas merupakan warga yang sudah lanjut usia.Ada 19 gerakan dalam Rodat tersebut, diantaranya dilakukan dengan berdiri dan duduk, dari semua gerakan tarian bertumpu pada lutut. Meski terlihat sederhana, namun dalam menari Rodat perlu keahlian khusus. Rata-rata tarian dan sholawat ini dilakukan 10 hingga 15 menit.Kedepannya diharpakan tarian Rodat ini dapat di teruskan dan tetap dilestarikan khususnya oleh anak-anak muda sebagai peninggalan dari nenek moyang.Jurnalis Video: HandwahyuEditor/Narator: Ridian Eka Saputra