Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manfaat dan Bahaya Konservatisme Agama

Videografer

Editor

Selasa, 20 Juni 2017 14:55 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Konservatisme agama, dalam hal ini Islam, hari-hari ini menjadi sumber optimisme sekaligus kecemasan. Maraknya pengajian di perkantoran, penggunaan busana muslim, bertambahnya jamaah haji dan umroh dipercaya sebagai bukti meningkatnya ibadah masyarakat. Ibadah, ritual menyembah Sang Pencipta, diyakini merupakan sumber kebajikan: menumbuhkan kesabaran, kepekaan sosial dan keinginan untuk berbuat baik kepada sesama.Di sisi lain konservatisme itu telah menjadi sumber kecemasan: ia dipercaya merupakan pintu menuju intoleransi dan radikalisme. Berawal dari pengajian rutin di sekolah, sejumlah siswa SMA yang menjadi responden penelitian Kementerian Agama dan Wahid Foundation diketahui mendukung konsep negara kalifah. Sebagian lain memahami jihad sebagai aksi angkat senjata melawan orang kafir. Lebih dari separuh responden menyatakan siap berperang di kawasan konflik seperti Palestina dan Suriah.Tak ada yang salah dengan menjadi orang soleh, tapi jika kesolehan itu mengantarkan orang itu menjadi pembenci dan pelanggar hukum, ia tentu harus ditindak melalui penegakkan hukum. Konservatisme tak boleh sampai mengancam umat lain dan membahayakan demokrasi kita.Sumber: Majalah Tempo Edisi 19-25 Juni 2017Produser: Sadika HamidEditor: Andy