Iklan
TEMPO.CO, Garut : Petani jahe di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kebanjiran pesanan. Bahkan banyak permintaan yang tidak dapat dipenuhi. Permintaan itu datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan jahe paling banyak berasal dari negara Pakistan, Banglades, Belanda, dan Brunai. Namun para petani dan pengusaha hanya mampu memenuhi kebutuhan jahe setiap bulannya sebanyak 980 ton.Sebelum dipasarkan, jahe dari para petani ini dikumpulkan terlebih dahulu di Sub Terminal Agrobisnis yang terletak di Kecamatan Bayongbong. Di tempat ini, jahe tersebut disortir dan dipak sesuai pesanan konsumen. Bahkan jahe dicuci dan dijemur terlebih dahulu sebelum dikirim ke luar negeri. Tujuannya agar kualitas jahe terjamin dengan baik.Manager Sub Terminal Agrobisnis, Sasa Hermansah mengatakan, permintaan jahe dari luar negeri ini telah berlangsung selama dua tahun terakhir, bahkan banyak negara yang meminta tambahan kuantitas jahe.Meski begitu, para petani dan pengusaha Jahe di Garut tengah menghadapi kendala. Salah satunya yakni permodalan. Dengan modal yang ada saat ini para petani tidak dapat meningkatkan produksi panennya demi memenuhi permintaan konsumen. Tak heran banyak diantara para pengusaha yang mendatangkan jahe dari luar Garut untuk menutupi permintaan konsumen.Jahe asal Indonesia khususnya Garut ini memiliki keunggulan dengan negara lain. Salah satunya posturnya yang besar dan juga nilai kandungan kurkumanya yang tinggi. Kondisi ini diakibatkan karena areal pertanian di Garut berada di dataran tinggi.Videografer : SIGIT ZULMUNIREditor : RYAN MAULANA
Video Terkait
-
Fenomena Alam Gurun di Kuwait Ditumbuhi Vegetasi
29 Januari 2023
-
Mahasiswa Asal Jember Ciptakan Alat Semprot Pertanian Tenaga Surya
22 September 2022
-
Rumah Kaca Cerdas, Bisa Pantau Pertanian Secara Online dari Jarak Jauh
19 September 2022
Video Lainnya