Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melestarikan Tradisi Seni Reak Kuda Lumping

Videografer

Editor

Jumat, 17 Oktober 2014 17:23 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Bandung : Seni Reak Kuda Lumping sudah dikenal sejak abad ke-18. Kesenian Reak menjadi kesenian di wilayah ini dan bertahan di tengah gempuran kesenian pop atau kesenian modern yang seringkali dimainkan saat mengisi kegiatan khitanan atau berbagai acara lainnya.Pimpinan lingkung seni Tibelat, Abah Enjoem menjelaskan Reak biasa ditampilkan pada acara hajat lembur dan khitanan. Namun saat ini Reak Kuda Lumping sudah dapat mengisi acara umum.Pada prosesinya, Reak biasa menggunakan unsur mistis sehingga para pemainnya kesurupan. Tak hanya itu, para penonton pun terkadang ikut kesurupan hingga kesurupan masal.Abah Enjoem menjelaskan bahwa Reak Kuda Lumping berhubungan dengan dua alam. Hal tersebut mengacu kepada kebudayaan dan kearifan lokal. Walau begitu, penonton tak perlu khawatir karena ada seorang malim atau pawang yang dapat menyembuhkan itu semua.Videografer : DICKY ZULFIKAR NAWAZAKIEditor : DWI OKTAVIANE