Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intip Pengolahan Gula Aren Tradisional di Suku Baduy

Videografer

Editor

Senin, 5 Januari 2015 14:55 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Banten : Disebuah gubuk kecil pria dewasa suku Baduy Luar sehari-hari biasa mengolah air lahang menjadi gula aren. Pengolahan gula aren di perkampungan suku Baduy Luar di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini masih dilakukan secara tradisional. Mengandalkan peralatan seadanya dan fisik yang kuat.Salim salah seorang warga Baduy Luar yang merupakan pengolah gula aren tersebut mengatakan hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun di Suku Baduy Luar.Cara mereka mendapatkan air lahangnya pun tak mudah. Mereka harus berjalan ke dalam hutan dan memanjat pohon kawung tempat air lahang itu berasal. Mereka memanjat menggunakan bambu yang dilubangi untuk pijakan kaki.Setelah sampai puncak pohon, air lahang dialirkan pada bambu yang mereka bawa sebagai wadah.Mereka olah air lahang tersebut dengan cara dituangkan pada wajan besar dan dipanaskan hingga mengental sekitar 1-2 jam.Setelah jadi Salim menjelaskan gula aren tersebut biasa di jual di pasar dengan harga lima ribu rupiah per hulu. Dengan penghasilan tersebut ia merasa masih kurang untuk membeli kebutuhan rumah tangga yang melonjak setelah kenaikan BBM.Videografer : DICKY ZULFIKAR NAWAZAKIEditor : RYAN MAULANAMusik Ilustrasi: "Release and Relax full mix", JewelBeat