Harga BBM Naik, Pakar Sosiologi Unair: Bakal Ada Orang Miskin Baru
Videografer
Editor
Rabu, 14 September 2022 14:30 WIB
Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi yang naik memicu gelombang protes yang masif dari berbagai kalangan masyarakat. Demonstrasi dan seruan aksi tidak berhenti digelar di berbagai tempat. Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menyebutkan bahwa fenomena tersebut lumrah terjadi. Ia melihat, pemerintah sudah memahami hal tersebut, termasuk dampak sosial dari keputusan yang tidak populer itu.
“Efek domino kenaikan harga BBM ini kan memicu juga rentetan kenaikan barang kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat. Jadi wajar kalau muncul kekhawatiran dan ketidakpuasan kalau kenaikan harga BBM menimbulkan tekanan sosial baru,” ujarnya dilansir dari laman resmi Unair pada Selasa, 13 September 2022.
Hal tersebut terlihat dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang langsung digencarkan. Menurut dia, hal itu merupakan upaya pemerintah agar tekanan sosial yang terjadi tidak terlalu besar. Ia menekankan bahwa yang menjadi tantangan ialah bagaimana menjamin kepercayaan masyarakat mengenai distribusi BLT yang merata. Tentunya, kata dia, informasi yang terbuka harus dilakukan.
“Yang dikhawatirkan, program bansos tidak banyak berdampak karena logika pemerintah kayaknya membayangkan kalau masyarakat itu kondisi ekonominya nol, lalu diberi Rp 600 ribu dan katakanlah plus Rp 600 ribu. Tapi masalahnya, bagaimana kalau masyarakat minus?” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tersebut.
Selain masalah distribusi, Bagong juga bicara perihal kemanfaatan. Menurut dia, distribusi yang tepat sasaran belum tentu tepat manfaat. Apalagi, dampak sosial dari putusan tersebut akan meningkatkan golongan orang miskin baru. Tentunya banyak masyarakat yang harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Foto: tempo.co
Editor: Ridian Eka Saputra