Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Gajah Rahman, Gajah Si Penjaga Taman Nasional Tesso Nilo yang Mati Diracun

Videografer

Instagram

Editor

Dwi Oktaviane

Sabtu, 13 Januari 2024 18:55 WIB

Iklan

Seekor gajah sumatera atau elephas maximus sumatrensis binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan, Riau, yang mati akibat diracun selain akibat dicuri gadingnya.

Kematian gajah bernama Rahman ini diketahui bermula saat mahout atau pawang mendatangi kawasan hutan tempat tinggalnya, pada Rabu 10 Januari 2024. Mahout bernama Jumadi, ia datang pagi hari sekira pukul 08.30 WIB, kedatangan Jumadi untuk menjemput dan mengajak gajah melakukan aktivitas rutinnya.

"Jumadi memanggil gajah, tapi tidak ada respons. Ketika dilihat lebih dekat ternyata gajah sudah dalam kondisi lemas dengan gading sebelah kiri terpotong dan hilang," kata Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, Jumat 12 Januari 2024.

Petugas dan dokter hewan telah berupaya menyelamatkan gajah dengan cara memberikan obat pencahar dari mulut menggunakan selang. Lalu gajah juga diberi susu serta asupan gula cair. Namun kondisinya tidak semakin pulih dan dinyatakan mati pada sore hari, sekira pukul 15.55 WIB. Organ pencernaan dan organ dalam gajah yang berumur 46 tahun ini berwarna pucat. Lalu juga ditemukan sisa buah pepaya dan serpihan serbuk berwarna hitam yang diduga racun.

Keterangan ini didapatkan setelah tim medis melakukan pembedahan pada perut gajah yang biasa disebut dengan nekropsi. Tujuannya untuk mengetahui penyebab lain dari kematian gajah, selain akibat dicuri gadingnya.

Akibat kematian gajah, membuat jumlah gajah sumatera binaan di Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo berkurang, kini hanya tinggal 9, sebelumnya 10 ekor.

Video: Instagram/@btn_tessonilo

Editor: Dwi Oktaviane