Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mercusuar Warisan Belanda di Tengah Pulau Edam

Videografer

Editor

Jumat, 28 September 2012 14:03 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta : Bukan hanya di Batavia saja Belanda membangun sarana prasarana pada masa pemerintahannya. Ternyata salah satu pulau di Kepulauan Seribu tak luput dari pembangunan yang dilakukan pemerintah VOC, pulau ini lebih kenal dengan pulau Edam.Tim Tempo beserta Komunitas Jelajah Budaya (KJB) mencoba menjelajahi pulau tersebut menggunakan kapal motor dari pelabuhan Muara Kamal, Jakarta Utara. Kurang lebih 1,5 jam perjalanan menuju pulau Edam, dan di sepanjang perjalanan kita bisa melihat pulau-pulau lain seperti Onrust, Bidadari, Kelor, dan pulau Cipir.Dari kejauhan tampaklah pulau Edam dengan salah satu ciri menara mercusuarnya yang masih berdiri kokoh. Pulau Edam mulai dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Camphuijs sejak tahun 1684-1691. Mulailah di tahun 1685 pulau Edam dijadikan sebuah taman bernuansa jepang yang indah. Namun ketika kita masuk kedalamnya, sudah tidak lagi kita jumpai taman tersebut, melainkan tinggal tersisa sebuah komplek pemakaman, bangunan bekas menara, benteng dan rumah tempat tinggal.Masih ada satu bangunan yang berdiri kokoh disana yang menjadikan daya tarik tersendiri di pulau Edam, yaitu menara mercusuar. Menara yang dibangun tahun 1879 atas ijin raja Z.M Willem III ini memiliki tinggi kurang lebih 65 meter dan berfungsi sebagai penanda bagi nahkoda kapal pada malam hari.Video Journalist : DENNY SUGIHARTO | DWI OKTAVIANE