TEMPO.CO, Sumedang : Gamelan Sari Oneng asal Parakan Salak yang pernah jadi duta Hindia Belanda untuk mempromosikan teh, rempah- rempah, cokelat, dan kopi kini tersimpan di Museum Geusan Ulun, Sumedang, Jawa Barat.Pada awal abad ke-20, Gamelan Sari Oneng tetap digunakan dalam berbagai acara priayi dan pembesar Belanda. Baru saat Jepang datang ke Indonesia tahun 1942, keberadaan Sari Oneng mendapat ancaman. Dengan alasan keterbatasan bahan pembuatan senjata untuk perang, Jepang menginstruksikan melebur semua bahan logam termasuk alat musik gamelan.Satu unit gamelan pernah tampil di Belanda tahun 1883, dua unit di Perancis tahun 1889 (salah satunya Sari Oneng), dan satu unit lainnya di Amerika Serikat tahun 1893. Namun, hanya Sari Oneng yang kembali ke Tanah Air. Administratur Parakan Salak MOA Huguenin menghibahkan gamelan kepada Bupati Sukabumi saat itu, Raden Aria Adipati Soeridanoeningrat tahun 1957.Lalu oleh ahli waris Soeriadanoeningrat, Gamelan Sari Oneng ini disimpan di Museum Geusan Ulun sejak tahun 1975. Kini gamelan yang pernah tampil membawa nama Indonesia ke kancah internasional di tempo dulu, tersimpan apik dan dapat kita jumpai sisa peninggalannya di museum. Videographer : Aditya Herlambang PutraEditor/Narator : Dwi Oktaviane