Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RSUD Wonosari Lakukan Perawatan Intensif Bayi Penderita Gizi Buruk

Videografer

Editor

Selasa, 11 Juli 2017 19:53 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Wonosari: Fatimah, bayi yang baru berumur 1 bulan 18 hari ini menangis keras manakala perawat membawa bayi tersebut ke kamar pemeriksaan bangsal melati RSUD Wonosari. Anak kedelapan dari pasangan Eko Suharso dan Indri Mutoharoh didiagnosa oleh dokter menderita penyakit gizi buruk.Kondisi tersebut berakibat pada kesehatan Fatimah yang terus melemah. Tubuhnya yang sangat kurus, pipi tirus, kaki terlihat kecil bahkan popok dan pakaian yang dikenakan terlihat kendor karena tubuh Fatimah yang sangat kurus. Setiap harinya Fatimah hanya bisa menangis didekapan sang ibu.Indri Mutoharoh, ibu Fatimah mengatakan, saat lahir anaknya itu memiliki berat badan mencapai 2,2 kg. Namun karena terlahir dari keluarga miskin serta anaknya yang berjumlah 8 orang mengakibatkan asupan gizi Fatimah sangat sedikit, hingga berat badan Fatimah terus mengalami penurunan dan kini hanya memiliki berat badan 1,7 kg saja.Sementara penjabat pengelola informasi daerah RSUD Wonosari, Aris Suryanto mengatakan begitu mendapati kondisi Fatimah yang terus memburuk, RSUD Wonosari langsung memberikan perawatan secara intensif. Perawatan diberikan dengan memberikan pola makan serta menjaga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh Fatimah agar kondisinya tidak memburuk.Pendidikan sang suami yang hanya lulusan SD membuatnya hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan pas - pasan dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Beruntung, keluarga ini merupakan pemegang kartu Indonesia Sehat sehingga seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh pemerintah.Jurnalis video: Hand WahyuEditor/Narator: Ryan Maulana