Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Cemas, Tanah Amblas di Gunungkidul Meluas

Videografer

Hand Wahyu

Selasa, 13 Februari 2018 18:34 WIB

Iklan

Fenomena tanah amblas yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY, semakin meluas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD kabupaten setempat, mencatat tanah amblas saat ini tersebar di 11 titik yang berada di 6 kecamatan. Setelah muncul di Kecamatan Purwosari, pada awal Februari lalu, tanah amblas juga mengejutkan warga yang berada di lima kecamatan lain di Gunungkidul, yakni Kecamatan Rongkop, Tepus, Ponjong, Purwosari, dan Semanu.

Salah satu petani asal Desa Pring Lulang, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Sutiyem mengatakan, tanah amblas terjadi akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut sejak awal Februari 2018.

Para petani yang memiliki lahan di sekitar lokasi mengaku khawatir, sebab diameter tanah yang amblas setiap hari mengalami pelebaran. Petani juga was-was jika pergi bercocok tanah sendirian.

Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul, Edi Basuki menyatakan, fenomena amblasnya tanah di kawasan kars seperti di Kabupaten Gunungkidul memang merupakan hal yang biasa.

Namun pihaknya juga mengatakan banyak warga yang belum menyadari banyak rongga dan aliran sungai bawah tanah.

Sebagai upaya pemetaan, pihaknya mengaku akan berkordinasi dengan akademisi dan badan geologi untuk melakukan penelitian di kawasan amblasnya tanah.

Fenomena amblasnya tanah di Kabupaten Gunungkidul tersebut juga mendapat perhatian dari Universitas Indonesa dan Badan Geologi, penelitian sendiri rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Jurnalis Video: Hand Wahyu
Editor: Ngarto Februana