Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Gudang Rempah Hingga Menjadi Musuem Bahari

Videografer

Editor

Jumat, 2 Agustus 2013 09:27 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Tak jauh dari kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, terdapat sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Pasar Ikan 1, Jakarta Utara. Bangunan dengan dominasi cat berwarna putih ini dulunya adalah sebuah gudang penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi oleh Kongsi Dagang Belanda (VOC), yang dibangun secara bertahap sejak 1652 hingga 1759.Pada 1976, kompleks bangunan yang masih berdiri kokoh dengan pagar benteng yang masih membentang didepan bangunan utama, diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian diresmikan menjadi Museum Bahari pada 7 Juli 1977 oleh Ali Sadikin, yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.Museum Bahari terdiri dari tiga lantai pada bagian utama gedung, namun hanya lantai pertama dan kedua yang difungsikan sebagai ruang pamer koleksi museum. terdiri beberapa ruang yang memiliki koleksi tersendiri seperti ruang Pelabuhan Jakarta 1800 hingga 2000, ruang masyarakat melayan Indonesia, ruang teknologi menangkap ikan, ruang teknologi pembuatan kapal tradisional, ruang biota laut, ruang navigasi, dan ruang pelayaran kapal uap Indonesia-Eropa.Terdapat pula koleksi perahu tradisional dari Cirebon maupun Papua yang disimpan di gedung bagian belakang. Museum Bahari ada bukan saja sebagai tempat menyajikan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian dan kehidupan nelayan seluruh Indonesia. Lebih dari itu, museum juga seharusnya menjadi tempat rekreasi dan tempat menggali ilmu.Videografer & Editor : Denny SugihartoNarator : Anisa Luciana