Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wida Septarina Wijayanti: Makanan Sisa Jangan Disia-siakan

Videografer

Editor

Senin, 24 Juli 2017 19:19 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Wida Septarina Wijayanti, 46 tahun, dan suaminya Hendro Utomo punya gagasan cemerlang untuk memanfaatkan sisa makanan dan minuman yang biasanya dibuang. Mereka meminta individu maupun perusahaan mendonasikan makanan yang masih layak konsumsi untuk dibagikan kepada fakir miskin. Layanan mereka kini menyentuh ribuan warga miskin di berbagai kota. Dalam dua tahun terakhir, Hendro dan Wida mengkampanyekan gerakan berbagi lewat komunitas Foodbank of Indonesia (FOI). Inisiatif ini awalnya hanya berhasil menjaring donasi berupa sayur-mayur, beras, lauk-pauk dan bumbu masakan. Bahan pangan tersebut mereka sebar di berbagai kantong permukiman kumuh di Jakarta dua kali sepekan. Kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan ini semakin besar, sejumlah perusahaan makanan kemudian turut menyumbang makanan siap saji seperti roti, biskuit maupun susu. Untuk memudahkan pendistribusian makanan tersebut, pasangan ini membuat kantor yang sekaligus berfungsi sebagai dapur umum untuk mengolah donasi bahan pangan. Belakangan, keduanya mengelola gerakan ini melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Melalui program Mentari Bangsaku, yayasan ini sedikitnya telah menjangkau lebih dari 20 ribu penerima manfaat dari kalangan anak, siswa sekolah, hingga lansia. FOI menggandeng pemerintah di berbagai daerah agar distribusi bantuan tepat sasaran. Mereka memiliki sejumlah simpul relawan di Jakarta yang secara sukarela mendistribusikan makanan tersebut. Gerakan yang bermula di Jakarta ini belakangan makin meluas ke sejumlah kota lain. Beberapa di antaranya menjangkau Magelang, Subang, Bogor, hingga Surabaya. Wida melakoni aktifitas itu di sela-sela kesibukannya sebagai dosen di Universitas Indonesia. Tujuan mulia rupanya tak selalu berjalan mulus. Wida dan Hendro adakalanya berhadapan dengan kalangan birokrat yang merasa terusik dengan aktivitas mereka. Naskah: Riky FediantoVideo: Maria FransiscaEditor: Ridian Eka Saputra