TEMPO.CO, Semarang: Di tengah keterpurukan dunia persepakbolaan Indonesia, bentrokan antar suporter terjadi di Semarang, Minggu, 5 Juli 2015. Kedua supporter PSIS Semarang dan Persis Solo saling lempar batu seusai pertandingan final Kapolda Cup di Stadion Jatidiri Semarang. Bentrokan yang berlangsung di luar lapangan tersebut imbas kerusuhan yang terjadi di dalam stadion. Seusai pertandingan, ribuan suporter Semarang menghadang pendukung tim tamunya di simpang Jatingaleh dekat pintu masuk Tol. Jalur pintu masuk kota Semarang dipenuhi pendukung PSIS yang marah terhadap aksi suporter Persis di dalam stadion. Aksi saling lempar batu pun terjadi hampir dua jam. Anggota Brimob Polda Jawa Tengah yang memisahkan kedua suporter berulang kali menembakkan gas air mata ke arah massa. Suporter Persis Solo pun membalas dengan lemparan batu kepada pendukung tim tuan rumah. Aksi tersebut baru reda seusai puluhan personel Batalyon Arhanudse bersenjata lengkap melakukan tembakan udara membubarkan massa. Personel Brimob dan Dalmas langsung memblokir kedua jalur akses masuk pintu Tol. Massa pendukung PSIS yang terjebak menjadi amukan petugas yang kesal terhadap aksi suporter PSIS tersebut. Sebuah sepeda motor milik warga setempat hangus dibakar massa. Seusai bentrokan reda, petugas menyiapkan evakuasi ribuan suporter Persis Solo yang tertahan di simpang Jatingaleh. Mereka sebagian menggunakan sepeda motor, bus, truk dan kendaraan pribadi. Demi keamanan, petugas akhirnya mengevakuasi suporter Persis Solo melalui jalan Tol Semarang-Bawen. Sebelum masuk Tol, petugas men-sweeping suporter Persis Solo agar tidak membawa batu. Suporter yang nekat pun menjadi bulan-bulanan petugas. Seusai bentrokan, sepanjang jalan pintu keluar stadion dipenuhi batu, paving dan kayu. Jurnalis Video: Budi Purwanto (Semarang)Editor/Narator: Ngarto Februana