Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ritual Tolak Bala saat Reklamasi Pantai Mendekati Pulau

Videografer

Editor

Jumat, 29 Juli 2016 20:19 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Makassar: Berbagai cara dilakukan masyarakat pulau untuk menolak pembangunan reklamasi pantai di kawasan pesisir Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satunya seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Lae-lae, sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan kawasan Center Point Of Indonesia (CPI) yang membuat penimbunan laut. Masyarakat tersebut menggelar serangkaian ritual.Ritual yang disebut Appanuang Ri Je'ne" sebuah tradisi masyarakat pesisir dalam menghalau segala sesuatu yang merusak laut dan bentuk penghormatan kepada mereka yang menjaga laut sebagai sumber kehidupan. Hal ini digelar sebagai penolak bala dan bencana saat tangkapan dan penghasilan masyrakat pulau mulai terganggu.Ritual diawali dengan menyiapkan sejumlah sesajen berupa songkolo 4 warna, ayam bakar, pisang sisir dan lilin yang ditaruh dalam sebuah wadah dari bambu. Kemudian salah seorang ketua adat membacakan doa dalam bahasa Makassar. Setelah dipanjatkan doa sesajen tersebut dilepas ke laut secara ramai-ramai.Ancaman reklamasi Pantai Losari dengan rencana pembangunan CPI yang berisi area komersial, apartemen, dianggap masyArakat sebagai ancaman warga pulau Lae-Lae. Mereka menilai sejumlah dampak kehidupan ekonomi masyArakat sudah mulai dirasakan seperti berkurangnya hasil tangkapan ikan dan naiknya volume air laut ke peisisr pulau. Ketakutan besar mereka adalah harus pindah ketika rencana reklamasi itu makin mendekati pulau.Jurnalis Video: IQBAL LUBISEditor: Ngarto FebruanaVideo terkait: